catatan tetang Mesin Jahit
tidak kusimpan gambar ibu, sepotongpun di seluruh rumahku. Rumah dimana aku dipanggil ibu, oleh anak-anakku. tapi di rumahku ada mesin jahit yang tidak pernah melarikan benang dan jarum di atas kain, dan di ujung-ujungnya ada jemari mengapit.
seperti yang ada di rumah ibu. jerrr, jerrrrrrrrrr, jerrrrrrrr bunyinya kuingat.
jerrrrrr, jerrrrrrrrr, jerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr, nyanyi mesin mengiring senandung ibu
ketika waktu ia himpit hati-hati dengan cinta, setelah mengukur kain lalu menjahitkan baju, juga menyiapkan kartu untuk ulang tahunku. mesin jahit di rumahku mengelim waktu yang senyap, ketika kusiapkan pesta ulangtahun lewat telepon untuk si bungsu,
sayup mesin jahit ibu terus berbunyi di dalam darahku, meski terhimpit waktu.
kuingat jerrrrrrrrr, jerrrrrrr, jerrrrrrrr cinta ibu
lama sejak kuletakkan gagang telpon mesin itu tidak berhenti: Jerrr, jerrrrrrrr, jerrrrrrrr. Mengejar. Kali ini ia berbunyi, sebagaimana mesin seharusnya berbunyi. tanpa tanganku menjepit waktu di kedua ujungnya. Jerrrr, jerrrrrrr, jerrrrrrrr. Ibu menjahitkan cintanya ke tubuhku.
kelim dasarnya belum kelar: Jerrrrr, jerrrrrrrr, jerrrrrrr.
Ben's Birthday 2008
No comments:
Post a Comment