Notes On

Thursday, October 21, 2010

August 27,10

kita adalah diam yang tak terseberangi. indahnya!

hanya kami hingga siang ini: diriku dan diriku. menunggumu

kau temukankah sepenggal diriku, dalam matamu?

Inilah yang mempertegas jarak kita: kemampuan memandang. Aku membutuhkanmu untuk membacakan naskah yang ditulis waktu.

time never heals, but somehow helps you overcome the bleeding problems..

diam kita makin surut ke laut, teluk penuh dengan sepi. sebentar lagi tsunami.

baru saja: kau melintasi rinduku, jejaknya dalam. seperti perempuan: bolong. itu aku. lalu sepi mencabut gigi-giginya: ompong. itu waktu.

Monday, October 18, 2010

Sore Merah Seperti Teh

musik menjemput larik-larik ini, dari jalan panjang kenangan tentang lhokbon di waisai, dan thalasa yang menyimpan manado tua di berandanya.
kukirim kepadamu, kekasih yang membawa punggungnya terus menjauh dariku.

untuk dinyanyikan:

hanya ada angin jemu
dan sore yang merah
seperti teh
ketika buah bakau jatuh dan pecah
cinta bertolak dari dermaga
ke duanya menuju entah
mencari tempat tumbuh
tempat berlabuh.

tentang kita:
meski atas nama singgah
cinta tak pernah salah
ketika tiba di dermaga

2010