Kalau kau bangun
menjemput kopimu pagi nanti,
pada sesap pertama yang membalur langit-langit
temukanlah aku: menunggu di bibirmu
jangan tampik, kecap: seluruh aku, seluruh rindu.
Meski pahit asam.
aku serupa aroma.
menguarkan jejak,
membangkitkan ingatan masa lalu,
kau mengenaliku dalam hela-hela napas.
(4)
Aku terjaga
dan menemukan rindu menunggu.
menyapa selamat pagi.
mataku mendidih: dengan airnya kuseduh pagi.
seperti kopi disesap dengan pahit asam
aku menghirup bahagia: bersamamu
(5)
begini:
kami lama tak lagi
bertukar sapa
kami lama
telah diam diam
berdampingan dan memahami perpisahan
seperti embun memahami matahari
: diam-diam berdampingan dalam keluasan entah.
May 2012
No comments:
Post a Comment