“Jangan!”
kularang bayang bicara pada malam
tentang percik keliaran yang terlempar ke langit-langit kamar
menggambarinya dengan tubuh-tubuh telanjang
tubuh kita
“jangan!”
kularang rindu menepis perih yang gigit ujung hati.
“Jangan”
kularang hati bicara pada rindu pada bayang padamu.
“Siapa itu?”
“Masih aku, masih saja mencintaimu”
Dengan jangan
terus kuketuk pintu mungkin dan tunggu
2008
No comments:
Post a Comment