sendiri sepagi itu,
melepas kabut ke ujung teluk
ketika semalam kurayu ikan di bawah langit tanpa bulan
pada cahaya strongking yang jatuh dari ujung karang wajahmu meriakkan rindu.
ketika semalam aku mendekap dingin
kubayangkan hangat kibar kainmu
menunggu di pantai,
lalu patahan arang
lalu pipimu yang memerah
lalu matamu yang meminta
ketika kakimu kupentang
sendiriku di pagi itu
tak ada siapa
tidak juga tiang rumah kita
tidak juga cabik kainmu
pula kabut tak menunggu
sendiriku pagi itu
kabut ke laut surut
kelu dan dingin saling berpagut
untuk lelaki Pante Rheng
2007
pada rambutmu yang dilukis perak asin garam, wahai lelaki-lelaki laut//kubenamkan cintaku menembus ubunmu//hingga getar jantung yang engkau kirim dari laut//adalah selimut setia yang kuanyam dari rindu.
ReplyDeleteweeleeehhh...
wow...dasyat sekali puisinya. I must be learn much more, teach please!... sangat indah dan hidup tentang alam, dan kehidupan sekitar...kian juga pernah membuat puisi yang hampir serupa, tapi tetap puisi tante the best, Ajari ka bikin puisi tante...
ReplyDeletebegh....lelaki panthe rheng....tinggi besar dan berkumis tebal, panglima laot kah?
ReplyDelete