//:am
Hujan, dan kau berulang tahun
Beberapa waktu lalu
Hujan yang kau cintai jadi basah di wajahku
Basah seperti lantai hutan yang menebal oleh musim gugur
dan berkepala es
atau bangku-bangku taman
ketika sesaat matahari musim dingin mendekam
melelehkan waktu yang beku
daun maple duduk di sana menemani tai merpati
menemaniku di negeri asing:
waktu mengalir, jadi sungai
dari rumput dan daun beku di lantai hutan telanjang
dingin, kilau matahari dalam kristal es,
angin beku, langit abu-abu musim dingin
cagak telanjang pohonan
kau belajar merayakan kenangan
kenangan tentang rasa dan warna hutan hujan tropis,
hijau, coklat perbukitan di selatan
langit biru bebal matahari dan sampah bergelimpangan
tentang hidup yang tidak sederhana
tanpa banyak pilihan di kampung
bermusim dua: kemarau dan hujan
berangin dua: barra'* dan timorro'*
belibis dan itik berenang di kanal dan sungai tua
goyang ekornya menguakku
ingatan meriak : mengelus kanal di belakang jalan veteran,
berbagai bonto di bulukumba dan jeneponto
dimana hidup ditertawakan dan dirayakan dalam tepian penuh plastik
sampah dan pestisida
di mana keberanian di tenggelamkan dalam cahaya lampu iklan
dan galian-galian pembangunan.
Di mana dalam gubuk-gubuk yang di bangun di atas rawa
mimpi-mimpi kesuksesan diinkubasi oleh tivi 14 inci
di bangku taman ditemani daun maple
berhadapan dengan mall di centro Dusselldorf
gerimis musim dingin jadi hujan di wajahku.
Merayakan kenangan bersamamu,
kau jatuh ke dalam gelas plastik
bersama koin satu Euro, kenangan tentang ceplok
matahari yang dikerumuni mulut lapar, dan ibu
kau terselip pilu di berlembar-lembar lapis baju
–petang itu tak ada hujan, tapi angin tikam-
Ketika gelas plastic di usung pengemis
perempuan imigran dari Ukrania
menyodorkan dua tangan
Di bawah bayang Eiffel, menjemput koin dan kelam.
jauh. jauh dari sini beberapa waktu lalu
Di lantai hutan, kilau matahari kupatahkan dari ujung rumput,
dan kilaunya memantulkan mimpi kemakmuran
hari ini hujan dan kau berulang tahun,
di belakang jalan veteran, anak-anak berenang
merayakan alir buangan kota ditemani hujan,
plastic dan tai. Warnanya meriah.
kau. tentu kau yang tersedu-tersedu di bahuku
melihat kenangan dan warna musim
mengalir berkilau.
2009
Barra' : sebutan untuk musim angin Barat (Makassar)
Timorro': sebutan untuk musim angin Timur (Makassar)