Notes On

Monday, April 23, 2012

Musim dan Anak Kembar

:k
bermalam-malam lalu kekasih,
kutangisi rinduku. aku hujan, meluruh diri di ranjang.
'bruukk!"
sebuah pelepah pinang di jatuhkan umur di halaman.
mungkin juga angin dan cuaca telah ikut bersepakat di dalamnya.

 "angkat!" digamit keangkuhan, aku mengiya

tentu saja, seperti pelepah pinang yang jatuh di halaman,
orang tak bertanya pada kekosongan yang ditinggalkan.
kenangan tentang pelepah pinang harus disingkirkan.

dirimu kekasih,
 tertanam seperti pinang di halaman rumahku.
dan aku pelepah. jatuh.

tapi lihatlah:
dengan siapapun umur bersepakat tak pernah aku jemu jatuh, di halaman,
tergeletak dipeluk sendiri.

dirimu memang bukan hujan yang luruh tapi kenapa kau jemu tumbuh?
mestinya kita terus saja bercinta:
lalu melahirkan musim.
mungkin kusam.

pertimbangkanlah : toh rindu tak pernah beranak kembar?

April 2012

No comments:

Post a Comment