:k
bermalam-malam lalu kekasih,
kutangisi rinduku. aku hujan, meluruh diri di ranjang.
'bruukk!"
sebuah pelepah pinang di jatuhkan umur di halaman.
mungkin juga angin
dan cuaca telah ikut bersepakat di dalamnya.
"angkat!" digamit keangkuhan, aku mengiya
tentu saja, seperti pelepah pinang yang jatuh di halaman,
orang tak bertanya pada kekosongan yang ditinggalkan.
kenangan tentang pelepah pinang harus disingkirkan.
dirimu kekasih,
tertanam seperti pinang di halaman rumahku.
dan aku pelepah.
jatuh.
tapi lihatlah:
dengan siapapun umur bersepakat
tak pernah aku jemu jatuh,
di halaman,
tergeletak dipeluk sendiri.
dirimu memang bukan hujan yang luruh
tapi
kenapa kau jemu tumbuh?
mestinya kita terus saja bercinta:
lalu melahirkan musim.
mungkin kusam.
pertimbangkanlah :
toh rindu tak pernah beranak kembar?
April 2012
No comments:
Post a Comment