Bab 12 - (menjadi) Satu dengan Dia
The Golden Thread-Darlene Zschech
Nilai Usaha atau Kerja Keras
Saya bertanya-tanya, kenapa "Satu dengan Dia" dimulai dengan memperkenalkan pentingnya belajar konsep "berhenti", "beristirahat"? Karena untuk bisa satu dengan Dia, kita perlu melalukan koreksi terhadap di mana kita menempatkan diri kita dalam mencapai sebuah tujuan.
Seringkali kita menemukan dan menempatkan diri kita/ identitas kita dalam pekerjaan atau peran kita. Tidak ada yang salah dengan melakukan pekerjaan. Tidak ada yang tidak mulia dengan melayani, melakukan pekerjaan pelayanan dan menjadi pelayan/hamba Tuhan. Ada hal-hal yang harus dicapai dengan kerja keras.
Tapi kerja keras apalagi jika kita menikmatinya, sering kali membuat kita sibuk dan kemudia melupakan pentingnya beristirahat. Bukan saja secara fisik, tapi juga secara rohani. Kerja-kerja pelayanan sering kali membuat para pelayan Tuhan lupa memaknai: menanti. Menanti-nantikan Tuhan.
Jika kita salah menempatkan diri dalam mencapai tujuan, terutama tujuan-Nya, maka ketika ada perubahan musim terjadi dalam hidup kita, maka inilah hal-hal yang perlu kita ingat:
1. Tuhan memakai "perubahan musim dalam hidup kita" -kita bisa menamakannya kesulitan - tapi sebenarnya juga kesukaan dalam hidup kita - untuk menyesuaikan kita dengan tujuan-Nya. Perhatikan: Tuhan berinisiatif, lebih dulu bertindak untuk menyesuaikan kita dengan rencana-Nya.
Sering kali dalam perubahan musim, kita cenderung lupa siapa diri kita. Perubahan musim itu, adalah kesempatan Tuhan menempatkan kita kembali pada track tujuan-Nya. Jika kita setuju terhadap kebenaran, transisi musim kehidupan ini akan terasa lebih perih dan sulit.
2. dalam transisi kehidupan -situasi krisis atau situasi bahagia pun - pertahankan apa yang bisa kita kendalikan: konsisten dan utama.
3. menemukan kembali dalam musim perubahan ini, ruang untuk menjadi diri sendiri: termasuk untuk berhenti dan beristirahat. tak perlu diberhentikan untuk menerima fase "istirahat yang dipaksakan".
4. Kemuliaan Tuhan tidak dapat kita atur. Kebaikan Tuhan tidak hilang karena kita "pelayanan", kebaikan Tuhan bukan gaji yang kita dapatkan karena bekerja dan tidak ada ketika kita tidak bekerja. Kebaikan-Nya adalah kebaikan-Nya, bukan berdasarkan apa yang kita buat atau tidak kita buat.
Ini yang perlu seimbang kita perhatikan dan waspadai dalam musim perubahan: berjalan dalam Kristus, beristirahat dalam Kristus, bertumbuh dalam Kristus.
Nilai Komunitas
Konsep "gedung gereja" harus diubah ke konsep "Tubuh Kritus"
Gereja itu bukan tempat kemana kita pergi, tapi bagian dari diri kita. Kita adalah Tubuh Kristus. Ketika menjadikan gereja tempat pergi, atau melihat gereja sebagai organisasi yang menawarkan memfasilitasi atau menjalankan kegiatan rohani saja, kita akan jadi lelah, kecewa dan frustasi. Memaknai "gereja" sebagai tempat telah membuat "pelayanan" dan "pelayan" maknanya mengabur. Orang-orang menjauh, dari kegiatan, tapi kemudian dari iman dan paling sering dari tujuan Tuhan dalam hidup mereka.
Tidak bisa melihat bahwa gereja adalah bagian dari kita, menarik diri dari komunitas, sebenarnya bentuk dari sikap tidak menghargai Tubuh Kristus.
dan karena tidak ada dalam tubuh, kita kehilangan banyak hal yang Tuhan janjikan yang hanya bisa terwujud jika kita ambil bagian dalam komunitas. Sebab kita tidak ditebus untuk hidup "sendiri". tapi juga untuk bersama-sama orang lain, untuk tujuan-Nya.
Di dalam "Tubuh Kristus" ada ruang buat setiap orang, tapi tidak ada ruang buat berkompetisi. Kita akan bertumbuh dalam kepercayaan diri terhadap apapun yang menjadi panggilan-Nya bagi kita.
Tubuh Kristus juga membuat kita sulit keluar dari rencana-Nya.
Nilai Individu
Apakah anda penting? Ya! Anda penting.
Keyakinan pada pentingnya anda -meskipun cuma debu, tapi "penting dan berharga" hanya dapat diletakkan dalam wadah yang tepat: tujuan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan menciptakan kita, bukan untuk cita-cit kita sendiri. Bukan untuk merasa nyaman sebagai istri, ibu atau nenek.
Tuhan membuat kita ada, untuk kepentingan-Nya, kemuliaan-Nya, tujuan-Nya, dan kesenangan-Nya. Berusaha, berkompetisi, benci diri sendiri, sibuk, merasa lelah, stres adalah gambaran umum bagaimana orang merespon situasi "perubahan musim", mestinya respon kita berbeda karena tahu, kita tidak perlu membela "cita-cita" dan "tujuan" kita. Tujuan kita ada di dalam TUHAN.
"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula Sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan, menurut kerelaan-nya." Filipi 2:12-13
Ketika harus membuat keputusan, buatlah keputusan karena anda menanti-nantikan Tuhan dan dalam kondisi "stand by". Selalu bersedia digerakkan bagi tujuan-Nya. Keputusan itu mungkin bukan yang terlihat "baik" atau "umum". Malah mungkin terlihat bodoh. Tapi keputusan itu di ambil dari kondisi "stand by" dan menantikan yang terbaik dari Tuhan. Keputusan semacam ini, sekalipun bodoh bagi dunia, dalam ekonomi Tuhan, tidak salah.
Mari relakan diri disatukan untuk tujuan Tuhan.